Noken Dalam Kalbuku

Author
Published 20 Agustus
Noken Dalam Kalbuku
Perempuan Papua menari menggunakan busana noken dan sali di rumah adat Papua di Wamena

Bepergian atau merantau satu pulau itu bukan namanya merantau namun berpindah posisi alias bergeser, tapi kalau dari satu pulau ke pulau lainnya itu baru namanya rantau! Hehe tidak juga 😊

Di rantauan disana tentu kamu bertemu dengan suku yang berbeda, dari tradisi hingga bahasa dan lain sebagainya. Dan semakin lama kamu di rantauan semakin kamu mengenal satu dan lain hal dilingkungan setempat, sementara kamu dan budayamu berdiam dalam kalbu hatimu, iakan pasti yang pernah rantau sudah tentu mengalami? 😁  Begitulah, saya juga simpan baik- baik dalam kalbu diamku di waktu rantau.

Lalu setelah sekian lamanya saya disana, suatu hari ada sesorang pejabat publik yang datang di tempat saya. Sayapun binggung, darimana ia tahu saya disini dan asal saya? Ah sudahlah, saya hanya senang atas kunjunganya tapi malu- malu sambil semyum- senyum, uhu.. 😊

Si pejabat itu menyuruhku untuk ikut dalam acara festival ulang tahun kota itu, kota yang terkenal dengan kota pahlawan. Disana saya menggukan Noken sebagai bajuku dan Sali ku pakai sebagai celanaku dan Cenderawasih dan buluh Kasuari adalah mahkota emasku, ditambah dengan sedikit hiasan ditubuh.

Berbusana Noken
Seolah saya terlihat bagaikan ratu, semua mata tersorot pada saya dan saya makin percaya diri dengan penampilan saya. Dan Banyak yang baru tahu tentang budaya saya, mereka meminta foto bareng dan menanyakan asal saya. Disitulah, saya banyak bercerita tentang West Papua.

Saya sebut asal saya dari West Papua negeri bagian paling timur dari Indonesia, di timurnya lagi negara tetangga Papua New Guinea (PNG) yang sama- sama satu ras dengan kami West Papua bangsa Melanesia. Mereka makin penasaran dan tanya tentang ini dan itu, ada yang bertanya tentang lambang negara dan mata uang, ya saya sebut "Cenderawasih dan Golden". 

Ada pula yang bertanya apakah disana ada kereta gantung? Saya jawab ada di Tembagapura tempatnya Orang - orang pencuri bernaung, uang hasil curian itu mereka pakai kembali membangun kereta gantung untuk mencuri lebih banyak lagi. Ada yang mengerti ada pula yang penasaran.

Di waktu festival itu saya menemukan banyak teman baru dan mereka sering datang ditempat saya untuk berbagi tentang West Papua dan tentang mereka juga alias saling curhat. Menemukan teman barbagi tentang kehidupan sosial adalah hal yang luar biasa, sangat membantu dan mendukung dalam Cita- cita suatu perjuangan bangsa.

1 komentar

Posting Komentar

Copyright © 2021