Wanita Harus Memiliki Pendirian Yang Kuat
Kaum wanita harus memiliki pendirian yang kuat agar tidak tergoda oleh para pejabat pemerintah yang akan menikahinya dengan diiming-imingi harta dan kekayaan belaka. Hal ini terkait dalam kasus Bupati Garut, Aceng Fikri yang merendahkan harkat martabat wanita dalam hal ini Fany Octora (18) yang dipicu oleh faktor kesenjangan sosial.
Hal itu disampaikan Psikolog Universitas Sumatera Utara (USU), Arliza Juairiani Lubis M Si dalam acara Medan Forum Live dengan tema "Pejabat dan Skandal Perempuan di Medan, kemarin.
Menurutnya, kasus Bupati Garut ini bisa terjadi karena pengaruh nilai budaya dan pemikiran yang berbeda antara bupati dengan mantan istrinya, Fany Octora. Apalagi faktor kesenjangan sosial dapat menjadi pemicu lahirnya permasalahan dan kasus hukum yang terjadi, termasuk dalam kasus Bupati Garut ini.
"Faktor kesenjangan sosial memang memicu kasus ini dan dapat diantisipasi oleh masing-masing individu. Terlebih lagi kepada kaum wanita yang harus memiliki pendirian yang kuat agar tidak tergoda oleh pejabat pemerintah seperti kasus yang terjadi terhadap Fany Octora ini," ujarnya.
Selain itu, Arliza menjelaskan, diperkirakan tidak hanya Fany Octora yang mengalami kasus seperti ini, namun tidak terekspos saja sehingga masyarakat tidak mengetahui. Dalam kasus ini, peran orang tua juga turut terlibat. Sebab, sudah selayaknya orang tua lebih dapat berhati-hati agar kasus seperti ini tidak dapat terulang kembali.
"Rasa trauma dan depresi yang menimpa Fany Octora dapat terobati melalui peran dari orang tuanya dengan melakukan pendekatan secara intensif, dan pendekatan agama juga dapat mengevaluasi diri dari segala kesalahan yang diperbuat," jelasnya.
Sementara itu, Calon Wakil Gubernur Sumut, Fadly Nurzal yang turut hadir dalam acara tersebut mengungkapkan, terkait kasus yang menimpa Fany Octora, diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi dalam melakukan pengawasan terhadap pemerintahan. Dia menilai, ada keterkaitan yang erat antara kekuasaan, kekayaan dan perilaku gaya hidup pejabat dengan moralitas.
"Dengan kekuasaan yang diemban Bupati Garut bisa saja tidak terawasi denan baik. Sudah saatnya pemerintah maupun Presiden membenahi masalah ini dengan pencegahan yang simultan. Presiden dan Mendagri harus memberikan panutan dan memberi efek jera terhadap pejabat yang melanggar etika.
Fadly menambahkan, agar kejadian tidak dapat terulang, pemerintah harus memberikan langkah-langkah yang konkrit. Dia juga menawarkan adanya aturan lokal tambahan yang lebih memberikan penguatan terhadap perempuan.
"Harus ada tambahan aturan lokal yang tidak berbenturan dengan Undang-Undang yang sudah ada. Hal itu dilakukan agar kasus yang terjadi terhadap Fany Octora yang dilakukan pejabat publik tidak terulang lagi," tambahnya.(ik)
Jadi para wanita janganlah mudah di permainkan oleh pria-pria hidung belang,saya Gadies Watikam Putri ingin memposting di blogku seperti sesuai judul blogku intinya "Wanita Harus Memiliki Pendirian Yang Kuat" Jangan seperti artikel ini,para Pejabat yang mudah mempermainkan wanita. SALAM.
Hal itu disampaikan Psikolog Universitas Sumatera Utara (USU), Arliza Juairiani Lubis M Si dalam acara Medan Forum Live dengan tema "Pejabat dan Skandal Perempuan di Medan, kemarin.
Menurutnya, kasus Bupati Garut ini bisa terjadi karena pengaruh nilai budaya dan pemikiran yang berbeda antara bupati dengan mantan istrinya, Fany Octora. Apalagi faktor kesenjangan sosial dapat menjadi pemicu lahirnya permasalahan dan kasus hukum yang terjadi, termasuk dalam kasus Bupati Garut ini.
"Faktor kesenjangan sosial memang memicu kasus ini dan dapat diantisipasi oleh masing-masing individu. Terlebih lagi kepada kaum wanita yang harus memiliki pendirian yang kuat agar tidak tergoda oleh pejabat pemerintah seperti kasus yang terjadi terhadap Fany Octora ini," ujarnya.
Selain itu, Arliza menjelaskan, diperkirakan tidak hanya Fany Octora yang mengalami kasus seperti ini, namun tidak terekspos saja sehingga masyarakat tidak mengetahui. Dalam kasus ini, peran orang tua juga turut terlibat. Sebab, sudah selayaknya orang tua lebih dapat berhati-hati agar kasus seperti ini tidak dapat terulang kembali.
"Rasa trauma dan depresi yang menimpa Fany Octora dapat terobati melalui peran dari orang tuanya dengan melakukan pendekatan secara intensif, dan pendekatan agama juga dapat mengevaluasi diri dari segala kesalahan yang diperbuat," jelasnya.
Sementara itu, Calon Wakil Gubernur Sumut, Fadly Nurzal yang turut hadir dalam acara tersebut mengungkapkan, terkait kasus yang menimpa Fany Octora, diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi dalam melakukan pengawasan terhadap pemerintahan. Dia menilai, ada keterkaitan yang erat antara kekuasaan, kekayaan dan perilaku gaya hidup pejabat dengan moralitas.
"Dengan kekuasaan yang diemban Bupati Garut bisa saja tidak terawasi denan baik. Sudah saatnya pemerintah maupun Presiden membenahi masalah ini dengan pencegahan yang simultan. Presiden dan Mendagri harus memberikan panutan dan memberi efek jera terhadap pejabat yang melanggar etika.
Fadly menambahkan, agar kejadian tidak dapat terulang, pemerintah harus memberikan langkah-langkah yang konkrit. Dia juga menawarkan adanya aturan lokal tambahan yang lebih memberikan penguatan terhadap perempuan.
"Harus ada tambahan aturan lokal yang tidak berbenturan dengan Undang-Undang yang sudah ada. Hal itu dilakukan agar kasus yang terjadi terhadap Fany Octora yang dilakukan pejabat publik tidak terulang lagi," tambahnya.(ik)
Jadi para wanita janganlah mudah di permainkan oleh pria-pria hidung belang,saya Gadies Watikam Putri ingin memposting di blogku seperti sesuai judul blogku intinya "Wanita Harus Memiliki Pendirian Yang Kuat" Jangan seperti artikel ini,para Pejabat yang mudah mempermainkan wanita. SALAM.